Featured Article

Minggu, 20 November 2011

Ilmuwan Temukan Pulau Purba di Kedalaman Laut


Headline
Para ilmuwan menemukan dua pulau prasejarah yang tenggelam di Laut India wilayah barat Australia.
Seperti yang dikutip dari Foxnews, pulau yang ukurannya sebesar Skotlandia tersebut, dulunya diperkirakan merupakan bagian dari benua super Gondwana, yang kini berada 1,6 kilometer di bawah permukaan laut.
Para peneliti dari University of Sydney, Macquarie University dan University of Tasmania, mengatakan bahwa pulau tersebut dulunya berada di atas permukaan air dan merupakan penghubung dari benua Australia sampai India.
Para ilmuwan mendapat penemuan ini ketika mereka sedang memetakan dasar laut dari Perth Abyssal Plain.
"Data tersebut dikumpulkan dalam penjelajahan kami. Data tersebut juga mampu membantu kami memahami India, Australia dan Antartika telah terpisah dari benua super Gondwana," jelas Dr. Joanne Whittaker, geolog dari University of Sydney.
Pulau hilang yang dijuluki sebagai 'benua mikro' itu terbentuk ketika India bergerak menjauh Australia, sekira 130 juta tahun yang lalu, ketika periode Createcous dan dinosaurus sedang berkuasa, sebelum akhirnya mulai terlepas sehingga membentuk gugusan-gugusan pulau.
"Pulau purba yang tenggelam tersebut memiliki permukaan atas yang datar, yang menandakan bahwa dulu wilayah tersebut berada di atas permukaan laut, sebelum akhirnya tenggelam," jelas Whittaker.

Sabtu, 19 November 2011

Da Vinci “Ramalkan Kiamat Tahun 4006”

Da Vinci “Ramalkan Kiamat Tahun 4006”

Sebuah catatan untuk buku harian anda: Leonardo da Vinci meramalkan bahwa dunia akan berakhir pada 1 November 4006, menurut seorang peneliti Vatikan.

Sabrina Sforza Galitzia mengatakan petunjuk tersebut dapat ditemukan dalam lukisan dinding ‘Last Supper da Vinci.’ Ditengah-tengah jendela setengah lingkaran, di atas lukisan Yesus Kristus bersama para pengikutnya sebelum disalib tertulis teka-teki “matematika dan astrologi” yang telah ia uraikan.

Ia mengklaim telah berhasil memecahkan bahwa da Vinci meramalkan dunia berakhir dalam sebuah “banjir bah” yang akan dimulai pada 21 Maret 4006 dan berakhir 1 November pada tahun yang sama. Sejumlah dokumen menunjukkan bahwa ia meyakini bahwa ini akan menandai “awal baru bagi umat manusia”, ujar Ms. Sforza Galitzia.

“Kode da Vinci --- Bukan hanya dipopulerkan oleh Dan Brown,” imbuhnya.

Ms. Sforza Galitzia, mantan peneliti manuskrip da Vinci, dari Universitas California, Los Angeles, yang saat ini bekerja pada arsip Vatikan.

Tahun lalu, Vatikan telah menerbitkan penelitiannya, ‘The Last Supper’ dari Leonardo di Vatikan, di mana ia menguji permadani hiasan dinding ‘The Last Super’ yang dibuat untuk King Louis XIII dari Perancis, berdasarkan desain da Vinci untuk sebuah lukisan dinding terkenal di Milan.

Ia mengatakan, ia sedang bekerja pada sebuah sekuel yang akan menjelaskan kode tersembunyi da Vinci, dengan menyertakan tanda-tanda perbintangan menggunakan 24 huruf Latin untuk merepresentasikan 24 jam dalam sehari.

‘The Last Supper’ memiliki ukuran 460cm x 880cm (15x29 kaki), menutup seluruh dinding pada Biara Santa Maria delle Grazie di Milan. Da Vinci mulai mengerjakannya pada 1495 dan berakhir pada 1498. Karyanya tersebut pernah direstorasi antara 1978 dan 1999 yang kemudian keadaannya semakin memburuk.

Dalam novelnya pada 2003, The Da Vinci Code, yang telah difilmkan pada 2006 yang dibintangi Tom Hanks sebagai “simbologi” Harvard bernama Robert Langdon. Don Brown menunjukkan bahwa figure tangan kanan Yesus dalam The Last Supper bukanlah Apostle John namun Maria Magdalena, dan dia mengandung anak Yesus ketika Yesus disalib, dan melanjutkan garis keturunannya.

Novel dan film tersebut ditentang oleh kelompok Gereja karena secara historikal tidak akurat serta melecehkan nama Tuhan.

dikupas dari :erabaru.net

misteri Piramida Yonaguni

Piramida Yonaguni - Struktur bebatuan misterius di bawah laut Jepang

Pada tahun 1986, seorang penyelam dekat pulau Yonaguni Jima, dekat Okinawa, Jepang, menemukan sebuah struktur bangunan batu yang aneh 25 meter dibawah permukaan laut. Struktur bangunan yang membentuk tangga batu dengan jalur-jalur yang misterius itu dikenal dengan sebutan Piramida Yonaguni.
Salah satu struktur bangunan itu memiliki lebar 600 kaki dengan tinggi 90 kaki dan memiliki 5 tingkatan blok batu yang terpisah yang kelihatannya adalah sebuah jalan yang mengelilingi struktur itu. Bukan hanya bentuknya yang misterius, di permukaan batu-batu itu juga terlihat adanya ukiran-ukiran yang mengindikasikan bahwa formasi bebatuan ini dibuat oleh tangan-tangan manusia, bukan struktur yang tercipta oleh alam.

Masaaki Kimura, seorang ahli geologi kelautan dari Universitas Ryukyus telah mempelajari bangunan ini selama 15 tahun dan ia percaya bahwa situs ini mungkin telah berusia sekitar 5.000 tahun dan tenggelam karena gempa bumi yang terjadi sekitar 2.000 tahun yang lalu.

Para peneliti yang lain bahkan memperkirakan usia bangunan ini lebih tua, termasuk Teruaki Ishii, seorang profesor Geologi dari Universitas Tokyo yang memperkirakan bahwa bangunan itu tenggelam pada akhir Zaman es sekitar 10.000 tahun yang lalu (dua kali lebih tua dibanding piramida Mesir). Jika teori ini benar, berarti buku-buku sejarah kita mengenai usia peradaban Asia harus diubah.

Di dekat struktur piramida itu, ada sebuah bongkahan batu besar setinggi beberapa kaki yang terlihat seperti kepala manusia ditemukan bersama dengan beberapa ukiran hierogliph yang tidak dikenal.

The Japan Times melaporkan kisah dibawah ini bersamaan dengan penemuan bangunan ini :

"Dalam legenda masyarakat Okinawa, ada kisah tradisional mengenai sebuah kota para dewa yang disebut dengan Nirai Kanai, sebuah tanah yang jauh, tempat dimana kebahagiaan berasal"

Sayang, komunitas peneliti didunia tidak sepakat mengenai asal-usul bangunan itu. Richard Schoch, seorang profesor ilmu pengetahuan dan matematika dari Universitas Boston tidak menerima teori bahwa bangunan ini dibuat oleh manusia. Baginya, struktur raksasa tersebut tidak lain adalah formasi bebatuan yang terbentuk secara alami.

"Saya tidak yakin bahwa bahwa bangunan itu dibentuk oleh tangan manusia, menurut saya, semua itu terbentuk secara alamiah. Bangunan itu hanyalah sebuah geologi dasar dari stratigrafi batu pasir yang cenderung terbentuk menjadi ujung-ujung yang lurus, terutama di wilayah dimana banyak retakan dan aktivitas tektonik."

Ia membandingkan bangunan tersebut dengan formasi tebing yang terdapat didaratan yang dipercaya terbentuk secara alamiah.

Sebagai konsekuensi keraguan komunitas sains untuk menerima situs tersebut sebagai buatan manusia, reruntuhan itu hingga kini tidak diakui oleh pemerintah Jepang sebagai situs budaya yang penting.

Pada 5 April 1998, sebuah gempa bumi yang besar sekitar 7,7 skala Richter menghantam wilayah dimana Piramida itu berada. Apakah struktur itu mengalami kerusakan atau tidak, tidak ada yang mengetahuinya.
































































dikupas dari :altarcheologie.nl

kiamat... bakal seperti apa?

Kiamat Bumi Bakal Seperti Apa?

Dunia akan berakhir seperti apa? Planet akan meledak dalam bola belerang yang berapi, atau dingin dan kesepian? panel ilmuwan terkenal menjawab misteri itu.

Untuk mengetahui kiamat akan seperti apa, Big Think (think tank online progresif) bertanya pada ahli paleontologi, astrofisikawan, terorisme nuklir, dan ahli lain tentang kemungkinan penyebab kiamat.

Situs web berjudul "Bagaimana Dunia Akan Berakhir?", menjelajahi jawaban pertanyaan itu. Dan akhir dunia tampaknya akan menyakitkan bagi mereka yang ada di bumi.

Michio Kaku, profesor fisika teoretis di Cuny menilai alam semesta akan berakhir dengan pembekuan besar. Dia mendalilkan bahwa kita bisa menghindari nasib dengan perjalanan cepat ke dunia paralel.

Orang lain berpikir akhir dunia akan gersang dan tidak dapat dihindari. Peter Ward, seorang ahli paleontologi dari University of Washington berspekulasi bahwa laut bisa berubah menjadi belerang dan mengurangi tingkat keseluruhan oksigen yang menyebabkan keracunan pada semua umat manusia.

"Kita sekarang berpikir kepunahan massal besar disebabkan oleh kekurangan oksigen. Bakteri yang menghasilkan hidrogen sulfida diproduksi di berbagai daerah dalam jumlah besar dasar di laut, naik ke permukaan dalam bentuk gelembung dan mulai membunuh sesuatu."

Dia juga menganggap asteroid juga tetap potensial. "Kami tahu 65 juta tahun yang lalu kita tertimpa batu yang sangat besar dari luar angkasa. Dan kita akan terkena lagi,” katanya, dalam pendapat bersama Edward Sion, seorang ahli astronomi dan astrofisika dari Villanova.

“Benar probabilitasnya sangat, sangat rendah," katanya, “Tetapi satu bukan sesuatu yang bisa diabaikan."

Potensi kiamat lain lebih esoteris juga kurang menyakitkan. Melissa Franklin, seorang profesor fisika dari Harvard University, berspekulasi lubang hitam yang akan merusak planet ini. Misalnya saja jika Large Hadron Collider CERN tiba-tiba menyebabkan petaka besar.

"Itu tidak akan terlalu buruk," kata Franklin, yang memberi catatan kemungkinan itu sangat kecil. Tapi kalau yang mustahil itu terjadi, maka hal itu akan melahap planet dalam sekejap mata.

"Ini akan cepat. Mungkin cara yang menarik untuk mati, Anda tidak akan memiliki banyak waktu untuk khawatir seperti dalam film-film bencana," katanya

Edward Sion Astronom dan astrofisikawan Villanova University mengkhawatirkan sebuah supernova atau ledakan bintang. Sebuah sistem bintang terdekat bumi mungkin menjadi supernova 10 juta tahun lebih cepat daripada yang diperkirakan para ilmuwan. Ledakan yang dihasilkan akan "lebih cemerlang dari galaksi," dan akan membunuh kehidupan di bumi.

Ia juga memprediksi jika asteroid atau supernova tidak membunuh bumi, maka planet kita akan mati ketika matahari membengkak dan menguap. Pada saat itu, Edward Sion menyarankan manusia berkemas dan pergi meninggalkan bumi.

dikupas dari :Inilah.com

Misteri Samudera Raksasa di Bawah Laut Asia

Misteri Samudera Raksasa di Bawah Laut Asia

Peneliti menemukan samudera raksasa di bawah perut bumi Asia bagian timur. Mengapa disebut raksasa, volumenya diduga mencapai Samudera Arktika, atau sekitar 14 juta kilometer persegi.

Seperti dilansir livescience.com, penemuan itu ditandai dalam bentuk sebuah bagian besar volume air yang ditemukan di bagian mantel atau lapisan Bumi.

Si penemu adalah Michael Wysession, seismologis dari Washington University, St Louis dan mantan mahasiswanya, Jesse Lawrence, yang kini mengambil studi di University of California, San Diego.

Temuan tiga tahun lalu itu akan dipublikasikan dalam monografi di jurnal American Geophysical Union. Temuan itu berasal dari pengamatan seismograms.

Data diambil dari catatan dalam gelombang yang dihasilkan berulang kali terjadinya gempa bumi. Titik-titik itu dikumpulkan dari instrumen yang tersebar di seluruh planet ini.

Keduanya melihat ada sebuah wilayah di bawah Asia yang dapat meredam gelombang seismik. Akibatnya, gelombang seismik itu menjadi "menipis" dan juga membuat getaran semakin lama semakin turun sedikit demi sedikit.

"Air sedikit memperlambat kecepatan gelombang," Wysession menjelaskan.

Pada prediksi penghitungan sebelumnya berlaku, jika lempengan dingin dari dasar laut itu tenggelam ribuan mil ke lapisan bumi, maka suhu panas akan menyebabkan air yang tersimpan di dalam batu menguap keluar.

"Itulah yang kami tunjukkan di sini," kata Wysession. "Air di dalam batu turun dan tenggelam dari lempengan. Itu cukup dingin, tapi semakin dalam semakin panas hingga akhirnya batu itu menjadi tidak stabil dan kehilangan air."

Meskipun mereka tampak padat, komposisi dari beberapa batuan dasar laut itu mencapai sekitar 15 persen air. "Molekul air sebenarnya terjebak dalam struktur mineral batu," Wysession menjelaskan. "Ini seperti tanah liat. "

Para peneliti memperkirakan bahwa di atas kadar 0,1 persen dari batu yang tenggelam ke dalam mantel bumi itu adalah air.

dikupas dari :vivanews.com

Binatang Mirip Reptil Pemakan Dinosaurus

Binatang Mirip Reptil Pemakan Dinosaurus

Peneliti menemukan hewan mirip reptil dengan panjang dua kali mobil SUV, pemakan kura-kura serta dinosaurus. Hal itu terlihat dari bekas gigitan serta kotoran yang ada.

Reptil raksasa yang disebut Deinosuchus ini memiliki tinggi 29 kaki (sekitar 9 meter) dan kemungkinan pernah mendiami pantai sekitar Georgia, Amerika Serikat sekitar 79 juta tahun yang lalu.

Meskipun hewan ini tidak benar-benar mirip dengan reptil, mereka berada di antara kelompok buaya dengan aligator (meskipun mirip, kedua binatang ini merupakan spesies yang berbeda).

Di lain pihak, penemuan ini menunjukkan bahwa mengukur dinosaurus adalah hal sulit.

“Kami yakin Deinosuchus makan banyak kura-kura laut, tetapi jelas bahwa mereka juga mengkonsumsi dinosaurus,” ujar David Schwimmer, ahli paleontologi yang baru saja menyelesaikan 2 penelitiannya mengenai reptil raksasa.

Satu diantaranya bersama dengan muridnya, Samantha Harrell.

Tim ini menganalisis berbagai spesies dari dinosaurus dan kura-kura laut, bersama dengan gigi reptil tersebut yang kebanyakan patah di ujung.

Schwimmer menyebutkan bahwa patahan ini mungkin disebabkan makanan yang keras, seperti materi tulang.

“Mereka memiliki gigi tebal yang tumpul, berkembang seperti topi kecil, terutama gigi bagian belakang,” ujar Schiwimmer.

Beberapa tulang dari dinosaurus menunjukkan bekas gigitan, termasuk tubuh bagian belakang dari dinosaurus yang ditemukan di sebelah selatan Amerika Serikat dan tulang kaki dari dinosaurus karnivora yang tersimpan di museum New Jersey.

“Tulang kaki mereka seperti habis dikunyah, dan bukan tampak seperti kunyahan biasa, melainkan seperti anjing yang baru saja menggigitnya,” kata Schwimmer. “Ini kemungkinan hasil dari gigitan reptil tersebut.”

Bekas gigitan yang sama juga ditemukan di kulit kura-kura.

Fosil kotoran dikumpulkan di sepanjang tepi Hannahatchee Creek di Stewart Country anak sungai utama Sungai Chattahoochee, di Georgia. Analisis kotoran ini memberikan kesimpulan yang mendukung mengenai pemangsa predator ini.

dikupas dari :inilah.com

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Pages

Blogger Tricks

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Blogger Themes

Featured Video

Lencana Facebook

visitor

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Search Box

Follow this Blog

Search

Copyright Text